Tiba-tiba salah seorang teman berteriak gempa. Kami semua pun langsung keluar. Kencang sekali. Saya lihat, mobil yang berada di parkir bergoyang-goyang dengan hebatnya. Itu bukan sekali, tetapi berkali-kali," tutur Helza melalui surat elektroniknya kepada Kompas.com, Jumat (11/3/2011).
Belum selesai kepanikan itu, lanjut Helza, gempa lain menyusul. Meskipun getarannya tidak sehebat yang pertama tadi, tetapi gempa-gempa susulan yang dirasakannya itu belum juga berhenti hingga satu jam dari hantaman gempa pertama tadi.
"Sampai kepala juga pusing. Telepon juga tidak bisa digunakan dan kami tidak bisa menghubungi teman-teman lain kecuali melalui SMS atau e-mail," tutur Helza.
Helza menuturkan, orang-orang di sekitarnya kini masih panik. Kereta-kereta berhenti. Bangunan porak-poranda.
"Di daerah Sendai dan Miyagi terjadi tsunami, tetapi di sini tidak. Sampai saat ini kami belum tenang karena getaran masih kencang. Cuaca cerah, tetapi masih dingin diikuti angin yang begitu kencang. Maaf, hanya ini yang bisa saya kabarkan," ujarnya di ujung suratnya.
Belum selesai kepanikan itu, lanjut Helza, gempa lain menyusul. Meskipun getarannya tidak sehebat yang pertama tadi, tetapi gempa-gempa susulan yang dirasakannya itu belum juga berhenti hingga satu jam dari hantaman gempa pertama tadi.
"Sampai kepala juga pusing. Telepon juga tidak bisa digunakan dan kami tidak bisa menghubungi teman-teman lain kecuali melalui SMS atau e-mail," tutur Helza.
Helza menuturkan, orang-orang di sekitarnya kini masih panik. Kereta-kereta berhenti. Bangunan porak-poranda.
"Di daerah Sendai dan Miyagi terjadi tsunami, tetapi di sini tidak. Sampai saat ini kami belum tenang karena getaran masih kencang. Cuaca cerah, tetapi masih dingin diikuti angin yang begitu kencang. Maaf, hanya ini yang bisa saya kabarkan," ujarnya di ujung suratnya.